Stasiun Tawang Semarang dimalam hari |
Aku terbangun saat kurasakan ada beban berat di bahu kiriku, rupanya ada seorang gadis yang dengan nyaman tertidur disana. Harum rambut hitamnya terendus saat aku menoleh pada wajah manis yang menyiratkan lelah luar biasa. Gadis yang tidak aku ketahui namanya ini tertidur dengan lelap, bahkan dengan ceroboh dia membiarkan smartphone-nya tergeletak di meja kecil kereta.
Keributan yang terjadi saat kereta kami masih berada di stasiun Poncol membuatku tahu kalau gadis ini akan turun di Cirebon. Keributan kecil dipicu oleh seorang penumpang yang telah menduduki bangku milik si gadis. Entah ada apa dengan penumpang tersebut sehingga dia tidak mau pindah duduk walaupun dia tahu bangku yang dia duduki saat itu bukan miliknya. Si gadis melawan, dia menolak ketika ditawari untuk bertukar bangku dengan bangku milik sang penumpang. Hingga akhirnya si gadis bisa mendapatkan kembali bangku miliknya. Si gadis senang, aku lebih senang.
Kisah gadis yang tertidur di bahu kiriku seolah menjadi kisah manis yang akan menutup rangkaian kisah hari itu. Kereta ekonomi yang kami tumpangi telah lama meninggalkan Semarang, aku terjaga dari tidur dan mencoba memahami berbagai makna dari kisah hidup yang telah aku lalui. Aku bersyukur bisa berada dalam kereta ini, aku bersyukur bisa mendengar derit payah roda kereta yang terus berputar, menatap puluhan pasang mata yang terpejam dan memandang tubuh-tubuh yang tergeletak sembarang di lorong kereta.
Stasiun Tawang, Minggu 29 Maret 2015, pukul 22.30 WIB
Sesaat setelah tiba di Stasiun Tawang aku langung mencari sumber listrik untuk mengisi daya baterei smartphone-ku, aku ingin smartphone-ku tetap berfungsi saat di kereta agar tidak `mati gaya` dalam perjalanan selama kurang lebih 6 jam menuju Jakarta.
Kereta ekonomi Kertajaya yang akan aku tumpangi dijadwalkan tiba pukul 01.10 dini hari, masih banyak waktu untuk bersantai pikirku. Setelah membaca dan membalas beberapa mention yang masuk ke akun twitter dan facebook, aku pun menyiapkan tiket kereta dan kartu identitas agar tidak repot pada waktu kereta tiba. Saat menyiapkan tiket dan kartu identitas aku sudah mulai merasa tidak nyaman, seolah ada sesuatu yang kurang atau hilang, tapi aku tidak tahu apa itu. Kuperiksa kembali barang-barang bawaanku, dompet, telepon genggang, kamera, laptop, semua ada. "Ah, mungkin hanya perasaanku saja" ujarku pada diri sendiri. Aku pun berusaha mengalihkan perhatian dengan membaca-baca kartu identitas dan tiket keretaku.
Aku belum pernah naik KA Kertajaya, aku senang karena tiket kereta ini sangat murah yaitu Rp. 50.000,- untuk rute Semarang - Jakarta. Mungkin kereta ini adalah salah satu kereta jarak jauh dengan tarif yang sangat murah. Konon kabarnya kereta Kertajaya sudah dilengkapi pendingin ruangan sehingga udara dalam gerbong kereta menjadi sejuk. Tidak sabar rasanya ingin segera menaiki kereta Kertajaya.
"...Semarang poncol (SMC), minggu 29 Mar 2015, 01:10 WIB..." aku membaca tulisan pada tiket yang kupegang.
"...Semarang poncol (SMC), minggu 29 Mar 2015, 01:10 WIB..." ulangku.
Rasanya ada yang salah dengan tiket ini, tapi aku tidak yakin apa. Untuk meyakinkan aku pun pergi ke loket penjualan tiket di stasiun itu dan bertanya pada petugas disana.
"Mas, ini tiket saya buat hari ini kan ya?" tanyaku penasaran
"Wah, ini tiket buat keberangkatan tadi pagi, pak." Jawab sang petugas setelah memeriksa tiketku.
"Lalu untuk kereta Kertajaya itu bukan dari sini, tapi dari stasiun Poncol" Lanjutnya.
*Keringet dingin* *Pucat Pasi* *Perut Mules* *Laper*
Untuk sesaat aku panik. Ini konyol dan bodoh. Bisa-bisanya peristiwa seperti ini terulang kembali setelah dulu aku pernah salah bulan saat beli tiket pesawat (Baca juga: Ceroboh Berbuah Kejutan). Namun aku segera sadar dan memikirkan jalan terbaik agar bisa tiba di Jakarta esok pagi.
"Mas, saya butuh tiket ke Jakarta malam ini juga, ada tidak mas?" Tanyaku kepada petugas loket.
"Tidak ada pak, tiket ke Jakarta yang masih tersedia hanya Argo Sindoro keberangkatan besok pagi pukul 06.00 dan Menoreh pukul 08.00" Jawab si petugas.
Sial, umpatku dalam hati. Kedua kereta itu tiba di Jakarta siang hari, percuma aku membeli tiket Argo Sindoro atau Menoreh yang cukup mahal kalau tiba di Jakarta siang hari. Padahal aku memilih naik kereta Kertajaya karena murah dan kereta tiba di Jakarta pagi, sehingga masih memungkinkan buatku mengejar absen pagi di kantor.
"Baik mas, tunggu sebentar ya, saya pikir-pikir dulu" kataku.
Aku duduk kembali dan memikirkan berbagai kemungkinan terbaik untuk bisa mencapai Jakarta pagi hari, termasuk kemungkinan untuk membeli tiket pesawat.
Jarum jam menunjukkan pukul 23.10 WIB, aku mulai putus asa. Sepertinya sudah tidak mungkin aku bisa tiba di Jakarta pada pagi hari, aku memutuskan untuk menelepon atasanku saat pagi nanti dan menceritakan apa yang aku alami padanya. Semoga dia mau mengerti dan dengan ikhlas memberikan aku ijin satu hari lagi.
Karena penasaran, saat hendak pergi dari stasiun Tawang untuk mencari penginapan aku sekali lagi membuka situs PT. KAI dan mencoba mencari tiket kereta Kertajaya yang akan berangkat pukul 01.10 WIB nanti melalui smartphone. Seperti mimpi, aku melihat tulisan berwarna hijau dan tertulis "Tersedia" di situs tersebut. Aku bergegas menuju loket dan bertanya apakah benar tiket tersebut tersedia.
"Iya benar pak, sepertinya ada yang membatalkan tiketnya" Kata petugas loket
"Bisa saya beli tiketnya dari sini, pak" tanyaku kemudian
Petugas loket tersenyum dan mengangguk, membuat duniaku kembali ceria. Alhamdulillah.
Setelah tiket sudah ditangan, dengan menggunakan jasa ojek motor aku bergegas menuju Stasiun Poncol. Udara malam Semarang yang cukup dingin terasa hangat kala itu, sehangat rasa senangku bisa kembali ke Jakarta sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
Tiket KA Ekonomi Kertajaya yang salah jadwal |
Beli tiket lagi, untung murah =) |
Semoga ini menjadi kejadian terakhir buatku. Pesan untuk kita semua, waspadalah saat membeli tiket kereta atau pesawat. Periksa kembali semua data sebelum membayar =)
Gerbong 8 KA Ekonomi Kertajaya, Senin 30 Maret 2015 dini hari
"Mba, mba, bangun mba. Sudah sampai Cirebon" aku membangunkan gadis yang tertidur dibahuku
"Eh, sudah sampai ya?" gadis itu terbangun
Dia pun merapikan tas dan barang-barang lain miliknya, tidak lupa smartphone yang dia letakkan di meja kecil kereta.
"Terima kasih mas" Ujarnya pergi sambil tersenyum padaku.
Gadis berambut harum telah pergi tanpa sempat aku tanya siapa namanya. Dia telah meninggalkan cerita dari separuh perjalanan ini. Tempat dia duduk pun kini telah berganti orang, seorang bapak paruh baya berpenampilan rapih bagai pekerja kantoran.
Aku meyakini pergantian orang tersebut adalah pertanda dari Tuhan, petunjuk dari-Nya agar aku beristirahat. Menghabiskan sisa perjalanan dengan mata terpejam dan mimpi-mimpi yang indah.
dari Tawang ke Poncol ojek 10k ya? padahal deket banget lho.
BalasHapus@nuzululpunya
Iyes. Kalau jalan kaki mungkin memang dekat, mas Nuzul. Tapi kalau naik ojek entah mengapa jalannya memutar dan butuh waktu cukup lama.
HapusKalau deket banget sih enggak juga loh Mas. Ga pa2 10k daripada banjir keringat plus deg2an memburu kereta. Ntar daripada terulang kejadian Tawang-TIC lagi :)
HapusSetujuuuuu hahhhhaha
HapusUntung happy ending ya Di hahaha
BalasHapusUntung mba hehehehe....lumayan masih bisa tidur dari Cirebon ke Jakarta
HapusWalah..saya kirain terjadi karena permasalahan sistem. :D
BalasHapusPermasalahan ada pada sistem diri saya, mba hahahahha
HapusTerima kasih sudah berkunjunt ke blog saya mba Sie-thi Nurjanah =)
Ditiket 30 mar 2015 tp dicerita perjalanan bang adi 30 mar 2014. Apa kereta ini membawa bang adi kembali ke masa lalu? He3x
BalasHapusWaduh....kereta masa lalu mah namanya communterline Cikini - Stasiun UI mas Nopa hahahahhaha
HapusTerima kasih koreksinya mas, tulisan telah diperbaiki =)
Asli ikut-ikutan deg-degan ketika Mas Adi baru sadar kalau tiketnya salah tanggal. Butuh konsentrasi tinggi jika kita mau naik kereta dari stasiun pada jam-jam diinihari. Sering ada kasus kayak gitu sih hahaha.
BalasHapusBtw, mbak nya namanya siapa yah :(
Sebut saja namanya Harum hahahaha
HapusJadi siapakah gadis yg bersandar di bahu kirimu itu ???? #jawabYeee
BalasHapusJika memang jodoh kamu akan bertemu kembali. Doakan ya om Cumi X)))
HapusMas, download KAI Access di smartphone-nya saja, jadi gampang juga lihat tiket-tiketnya. Aku rangkum disini:
BalasHapushttp://www.virustraveling.com/kai-access-cara-mudah-booking-tiket-kereta-api-via-smartphone/
siap mas Bobby, kemarin karena salah baca tanggal juga sih hahahahha
Hapuseh, gimana famtrip-nya kemarin??
Future bets, also known as|also called|also referred to as} outright wagers, placed on the winner of a championship or a event such because the World Cup, are one of the popular forms of wager. You can also place bets on different long-term events similar to prime scorer bets or wager on one of the best player in a event. The classic win wager is one of the|is amongst the|is likely certainly one of the} most popular forms of sports wager. Win bets are normally offered as 2-way bets for sports which don’t qkzkfk.com enable draws similar to tennis and basketball. There are also 3-way bets when a draw is included in sports similar to football, which means that you could either wager on a house win, an away win or a draw.
BalasHapus