Semarang semakin berkembang. Geliat ibu kota Jawa Tengah ini
untuk mentasbihkan diri menjadi salah satu kota tujuan wisata di Indonesia
semakin terasa. Setidaknya itu yang saya rasakan saat kembali mengunjungi
Semarang di awal bulan Desember tahun 2018.
Panas terik tak bisa dihindari, karena memang pada dasarnya
kota ini berada di kawasan pesisir. Tapi mungkin menanam pohon-pohon besar bisa
jadi jalan keluarnya. Setidaknya ada tempat berteduh kala peluh telah membuat
baju menjadi lusuh.
Layaknya kota-kota tujuan wisata di dunia, Semarang pun sudah
memiliki faktor pendukung pariwisata yang memadai. Salah satunya adalah faktor
akomodasi atau tempat menginap.
Hotel-hotel atau tempat menginap semakin mudah dijumpai di
Semarang. Mulai dari hotel berbiaya sangat rendah hingga hotel
berbintang-bintang yang menjanjikan banyak kenyamanan. Mulai dari yang tidak
dapat handuk, sampai hotel yang handuknya tebal bagai selimut. Mulai dari yang
hanya punya aquarium ikan, sampai hotel dengan kolam renang yang sangat luas.
Mulai dari yang hanya memakai kipas angin kecil, sampai hotel dengan pendingin
ruangan yang sangat dingin.
Semua ada di Semarang. Tinggal pilih dan disesuaikan dengan
kemampuan membayar.
Kemampuan membayar memang penting, kawan. Apa yang kamu
bayar, itulah yang kamu dapatkan. Kamu bayar lebih, niscaya kamu akan
mendapatkan lebih.
Kemampuan membayar pula yang akhirnya membuat saya
memutuskan untuk menginap di Rumah Teman saat ke Semarang kemarin. Penginapan
dengan nama yang lucu ini saya temukan melalui pencarian di Instagram dengan
tanda pagar #hostelsemarang.
Dari pencarian tersebut, saya menemukan akun Instagram
@Rumah_Teman. Lihat-lihat foto-fotonya dan lanjut tanya-tanya kepada kontak
mereka melalui Whatsapp. Mengejutkan, responnya sangat cepat sekali. Mereka
bahkan mengirimi saya foto kamar lengkap dengan daftar tarif-tarifnya.
Cocok. Pesan. Transfer. Datang. Tidur.... Semudah itu.
Perjalanan saya dari Jakarta ke Semarang menggunakan kereta
api dan berhenti di Stasiun Tawang. Jarak dari Tawang ke Rumah Teman cukup
jauh, maka saya menggunakan jasa ojek daring yang untungnya sudah tersedia di
Semarang.
Letak Rumah Teman memang tidak berada di pinggir jalan raya,
namun sangat mudah ditemui. Di bagian depan kita akan jumpai kantor Rumah Teman
yang berfungsi sebagai receptionist, kamar-kamarnya ada di bagian belakang.
Rumah Teman tampak depan |
Ada beberapa tipe kamar di Rumah Teman dengan fasilitas dan tarif
yang berbeda-beda. Mulai dari bunk bed seharga Rp. 50.000/orang/malam hingga
guest house dengan tarif 1 juta rupiah per malam yang bisa dipakai untuk 16
orang.
Saya menginap di kamar asrama (bunk bed) yang berisi 2
tempat tidur tingkat. Jadi kamar yang saya tempati bisa menampung sampai
maksimal 4 orang. Kamarnya tidak terlalu besar, namun tempat tidurnya cukup
besar dan nyaman. Terdapat jendela kecil di kamar dan tiap tempat tidur
dipasangi kipas angin kecil. Ada pula exhaust fan yang membuat sirkulasi udara
di dalam kamar menjadi lebih baik.
Beruntung malam itu tidak ada tamu lain, sehingga dengan
uang 50.000 rupiah yang saya bayarkan, serasa menyewa kamar private. Secara
keseluruhan, kamar bunk bed di Rumah Teman cukup nyaman dan berwarna. Namun
sayangnya belum tersedia lemari (locker) untuk menyimpan tas atau barang
lainnya. Kamar bunk bed ini juga hanya tersedia khusus untuk tamu laki-laki.
Kamar di Rumah Teman |
Rumah Teman di Semarang |
Layaknya rumah teman, penginapan ini berusaha menghadirkan
suasana rumah sebagaimana mestinya. Kita diperbolehkan untuk mengambil air
minum sesuka hati, membuat kopi atau pun teh, dan mendapat sarapan roti di pagi
hari.
Wifi jelas gratis sepanjang hari. Selain itu kita juga bisa
menyewa handuk, selimut, sikat gigi dan pasta gigi hanya dengan tambahan biaya
sebesar 10.000 rupiah. Sikat gigi dan pasta giginya boleh dibawa pulang jika
mau.
Ruang keluarga lantai bawah di Rumah Teman |
Ruang keluarga di lantai atas Rumah Teman |
Rumah Teman Semarang |
Penginapan murah Rumah Teman Semarang |
Dapur Rumah Teman Semarang |
Lokasi Rumah Teman cukup strategis dan dekat dengan beberapa
objek wisata andalan kota Semarang. Untuk menuju Lawang Sewu jaraknya hanya
sekitar 1 kilometer, bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama kurang lebih 15
menit. Jarak yang sama juga bisa ditempuh untuk menuju kawasan wisata Kampung
Pelangi, atau mengunjungi kuil Sam Poo Kong yang berjarak hanya sekitar 5-10
menit dengan berkendara mobil atau motor.
Jika ingin yang dekat-dekat saja, kita bisa berjalan kaki
sekitar 5 menit untuk sekedar menikmati sore di Banjir Kanal Semarang yang
Instagramable kala senja.
Pedagang makanan saat malam hari banyak tersedia di dekat
penginapan. Bahkan tepat di samping penginapan ada penjual soto ayam yang cukup
murah dan enak. Demikian pula dengan minimarket dan ATM, banyak tersedia.
Soto ayam Pak Slamet samping Rumah Teman |
50.000 rupiah rasanya harga yang sangat murah yang saya
bayarkan untuk menginap di Rumah Teman. Apalagi jika menghitung waktu yang saya
habiskan di penginapan ternyata hanya beberapa jam saja, saya justru lebih
banyak menghabiskan waktu dengan mengunjungi tempat-tempat seru atau berwisata
kuliner di Semarang.
RUMAH TEMAN
Jalan Lemah Gempal I No. 25, Bulustalan,
Semarang, Jawa Tengah 50246
WA +6285743762702
IG @Rumah_Teman
www.rumahteman.com
Jalan Lemah Gempal I No. 25, Bulustalan,
Semarang, Jawa Tengah 50246
WA +6285743762702
IG @Rumah_Teman
www.rumahteman.com
0 comments
Posting Komentar